Jumat

Padepokan Pencak Silat Indonesia

PADEPOKAN PENCAK SILAT INDONESIA

 Pengertian Padepokan

Padepokan adalah tempat di mana pemuda-pemuda "ndepok" (berguru) untuk menimba ilmu dan berlatih keterampilan pada seorang guru yang dipercaya memiliki ilmu  dan keterampilan yang tinggi tentang sesuatu hal. "nDepok" adalah kata kerja bahasa Jawa yang mempunyai arti tinggal di rumah atau di tempat yang disediakan oleh sang guru dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan belajar pada sang guru tersebut.

                Di jaman dulu,  padepokan mempunyai tiga karakteristik atau sifat. Sifat yang pertama, padepokan pada umumnya merupakan satu kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan sederhana, diantaranya bangunan tempat tinggal sang guru.  Bangunan-bangunan sederhana ini disebut "pondok". Di sekitar atau di lokasi yang tidak jauh dari  padepokan tersebut terdapat  tanah pertanian. Padepokan dan tanah pertanian itu milik sang guru. Penghuni padepokan terdiri dari sejumlah pemuda yang sedang belajar  dan sang guru bersama keluarganya. Selama belajar di padepokan ini, pemuda-pemuda tersebut memberikan imbal-jasa  kepada sang guru dalam bentuk membantu sang guru dan keluarganya dalam mengerjakan tanah pertaniannya. Hasil pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penghuni padepokan dan perawatan bangunan-bangunan di padepokan. 

Sifat yang kedua,  padepokan selalu berlokasi jauh  dari keramaian, biasanya di daerah  pegunungan dan hutan. Pemilihan lokasi yang demikian itu dimaksudkan untuk mendapatkan suasana yang kondusif bagi kepentingan belajar dan mengajar. Pemuda-pemuda yang bertempat tinggal dan belajar di padepokan serta bekerja  untuk padepokan, di jaman dulu dalam bahasa Jawa disebut "cantrik". Kata "santri" untuk pemuda-pemuda yang belajar ilmu tentang  agama Islam di pesantren, mungkin berasal dari kata "cantrik" ini.

Sifat yang ketiga, padepokan mengajarkan  ilmu  dan keterampilan tertentu secara khusus, seperti ilmu dan keterampilan tentang seni-tari, seni musik (karawitan), seni suara, agama, sistem-beladiri dan lain-lain. Padepokan yang khusus mengajarkan ilmu dan keterampilan yang berkaitan dengan Pencak Silat dinamakan padepokan Pencak Silat.

Sejarah pembangunan Padepokan Pencak Silat Indonesia


PB IPSI dan masyarakat Pencak Silat Indonesia telah lama berkeinginan untuk memiliki padepokan Pencak Silat berskala nasional yang berlokasi di wilayah ibukota Jakarta tetapi jauh dari keramaian dan kebisingan kota. Pengda-Pengda IPSI dan masyarakat lokal Pencak Silat juga telah lama mempunyai keinginan yang serupa di daerahnya.

Pada tahun 1985 keinginan Pengda IPSI Jawa Tengah dapat terwujud. Pada waktu itu, atas bantuan Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan seorang pengusaha nasional, di Kartosuro, sebuah kota kecil yang letaknya sekitar 10 Km di sebelah Barat kota Surakarta, dibangun sebuah padepokan Pencak Silat yang bangunannya cukup besar untuk ukuran kota itu. Setelah itu, di 5 kota lainnya di daerah Jawa Tengah  juga dibangun  padepokan Pencak Silat.

Pada tahun 1988, Eddie M. Nalapraya sebagai Ketua Umum PB IPSI, mendapat tawaran bantuan dari 3 orang pencinta Pencak Silat, yakni Bambang Trihatmodjo, Rosano Barack dan Prabowo Subianto. Tawaran bantuan itu bukan hanya menyangkut biaya untuk mendukung kegiatan PB IPSI tetapi juga untuk membangun  sebuah padepokan Pencak Silat di lokasi yang masih akan diusahakan.

Pada tahun 1990, usaha mendapatkan tanah untuk lokasi padepokan berhasil, yakni di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan luas 5,2 Ha. Tanah tersebut merupakan sumbangan Ibu Tien Soeharto selaku Ketua Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, yakni yayasan pendiri, pemilik dan pengelola TMII.

Padepokan yang akan dibangun pada waktu itu diberi nama Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia, disingkat PNPSI. Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan padepokan ini dilaksanakan secara kolektif pada tanggal 28 November 1993 oleh Menpora, Menpera, Mendikbud, Gubernur DKI Jakarta, Ketua Umum KONI Pusat, pimpinan TMII, Dewan Pertimbangan PB IPSI, Ketua Umum PB IPSI dan Ketua Tim Persiapan Pembangunan PNPSI di tanah lokasi padepokan. Upacara  peletakan batu pertama ini dihadiri oleh unsur-unsur Pengda IPSI dari 27 propinsi dan perguruan historis, yang kebetulan sedang melaksanakan Rakernas Teknis IPSI di Cibubur, Jakarta Timur, serta pimpinan dan warga perguruan Pencak Silat se Jabotabek.

Setelah pembangunannya selesai, pada tanggal 20 April 1997, bertepatan dengan hari ulang tahun TMII yang ke-21, PNPSI diresmikan oleh Presiden Soeharto. Beberapa bulan setelah diresmikan, nama Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia diubah dengan menghilangkan kata "Nasional" sehingga nama barunya adalah  Padepokan Pencak Silat Indonesia. Singkatannya bukan PPSI tetapi PnPSI. Dengan singkatan seperti itu tidak akan terjadi kerancuan dengan  PPSI yang merupakan singkatan dari nama sebuah perguruan Pencak Silat, yakni Persekutuan Pencak Seluruh Indonesia.


Fungsi Padepokan Pencak Silat Indonesia


PnPSI berfungsi menyediakan berbagai fasilitas siap-guna untuk mendukung terlaksana/terbentuknya dengan baik hal-hal  sebagai berikut :

1.     Pendidikan, pengajaran dan pelatihan Pencak Silat.
2.     Penyebaran informasi dan promosi mengenai berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.
3.     Kejuaraan-kejuaraan Pencak Silat yang berskala lokal, nasional, regional dan internasional.
4.     Pertemuan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran, pemasyarakatan, peningkatan citra dan pembinaan serta pemajuan Pencak Silat, seperti  Munas dan Rakernas IPSI,  Kongres dan Raker Internasional PERSILAT, Musda dan Rakerda IPSI DKI Jakarta, sarasehan, temuwicara (diskusi), seminar, simposium, lokakarya dan lain sebagainya.
5.     Rasa tanggungjawab di kalangan warga komunitas  Pencak Silat untuk menjaga kehormatan dan nama baik PnPSI sebagai Big Home (rumah gadang) mereka, sebagai ajang membina persatuan dan persahabatan dan sebagai lambang martabat Pencak Silat.
6.     Motivasi kuat di kalangan warga komunitas Pencak Silat untuk mengamalkan ajaran budi pekerti luhur, kode etik “Ikrar Pesilat” dan kode etik pesilat lainnya.

Arsitektur, kondisi dan fungsi bangunan-bangunan di Padepokan Pencak Silat Indonesia

Arsitektur bangunan dan ragam hias PnPSI digali dari budaya lokal Indonesia secara umum dengan tidak mengkhususkan pada budaya daerah tertentu sebagai pencerminan dari sesanti bangsa Indonesia "bhinneka tunggal ika", yang artinya  berbeda tetapi satu. 
Penggalian budaya lokal mencerminkan bahwa Pencak Silat dengan aliran-alirannya yang banyak adalah produk budaya lokal. Perencanaan fisik bangunan mengambil unsur-unsur global dan modern sebagai percerminan dari keinginan untuk mewujudkan Pencak Silat yang selalu dinamis serta kemampuannya untuk mengikuti perkembangan jaman.

Padepokan Pencak Silat Indonesia sebagai suatu kompleks terdiri dari sembilan bangunan, dengan luas total 8.781,21 m2 dan luas selasarnya :  5.037.94 m2. Masing-masing bangunan mempunyai nama tersendiri, yakni : Pendopo Agung, Pondok Gedeh, Pondok Serbaguna, Pondok Pengobatan, Pondok Pustaka, Pondok Penginapan, Pondok Meditasi, Pondok Pengelola Pencak Silat dan Mushola.

1.     Pendopo Agung. Luas  pendopo ini : 359,98 m2 dengan  selasarnya seluas 107,25 m2. Pendopo ini berfungsi sebagai  tempat untuk menerima  tamu-tamu VIP PnPSI.
2.     Pondok PERSILAT. Pondok ini terdiri dari 2 lantai. Luas lantai bawah  302,56 m2, luas lantai atas 1.244,56 m2 dan luas selasarnya 237,38 m2. Keseluruhan bangunan pondok ini digunakan untuk kantor Pengurus Pusat (PP) PERSILAT, yang terdiri dari ruang kerja Presiden dan ruang kerja Ketua Harian PP PERSILAT serta ruang rapat PP PERSILAT yang berkapasitas 30 orang. Seluruh ruangan di  pondok ini ber-AC Pondok ini dilengkapi dengan WC dan urinoir.
3.     Pondok IPSI. Pondok ini terdiri dari 2 lantai dengan luas total : 520 m2. Lantai atas digunakan untuk kantor Ketua Umum dan Ketua Harian PB IPSI serta ruang rapat yang berkapasitas 30 orang. Lantai bawah digunakan untuk kantor Sekum dan Sekretariat PB IPSI serta kantor Pengda IPSI DKI Jakarta. Seluruh ruangan di pondok ini ber-AC serta dilengkapi dengan WC dan urinoir.
4.     Pondok Pustaka. Pondok ini mempunyai 3 lantai. Lantai dasar luasnya 847,02 m2 dan luas selasarnya 35,41 m2, luas lantai I-nya 766,26 m2 dan luas lantai II-nya 470,46 m2. Lantai dasar untuk ruang kantor pengelola, termasuk Kepala Pondok Pustaka, ruang pertemuan berkapasitas 30 orang dan perpustakaan berkapasitas 18.000 buku. Fasilitas perpustakaan meliputi  ruang baca, ruang referensi dan ruang audio-visual. Lantai I dan II untuk musium yang menyajikan berbagai bukti materiial dan ilustrasi yang menyangkut Pencak Silat. Pondok ini dilengkapi dengan WC dan urinoir.
5.     Pondok Penginapan. Pondok ini mempunyai 4  lantai. Luas lantai dasarnya 898,40 m2 dengan selasarnya seluas 627,25 m2, luas lantai I-nya 688,45 m2 dengan selasarnya seluas 454,58 m2, luas lantai II-nya 705,25 m2 dengan selasarnya seluas  461,06 m2 dan luas lantai III-nya 705,25 dengan selasarnya seluas 499,94 m2. Pondok ini  mempunyai 96 kamar standar untuk 5 orang dan 40 kamar VIP untuk 1 dan 2 orang. Masing-masing kamar mempunyai fasilitas AC, televisi, kamar mandi dan WC. Seluruh kamar dapat menampung sekitar 800 orang. Kantor pengelola PnPSI, termasuk Kepala PnPSI, dan pengelola Pondok Penginapan serta ruang rapat berkapasitas 100 orang, restoran dan fitness center terletak di lantai dasar.
6.     Pondok Gedeh. Pondok ini luas lantai basemennya : 797,72 m2, luas lantai dasarnya : 1.485, 04 m2 dengan selasarnya seluas 1.384,02 m2 dan  luas lantai I-nya 1.585,32 m2. Pondok  ini berfungsi sebagai stadion dan  tempat  untuk melaksanakan berbagai kegiatan Pencak Silat, seperti kejuaraan, festival, pertunjukan Pencak Silat dan lain-lain, serta dilengkapi dengan fasilitas standar gedung olahraga, ruang ganti,  ruang pers, kamar mandi dan WC. Ruangan stadion dapat menampung sekitar 3.000 penonton. Di bagian sebelah kiri Pondok ini terdapat sebuah ruangan yang digunakan sebagai Pondok Pengobatan (poliklinik).
7.     Pondok Serbaguna. Pondok ini terdiri dari 2 lantai. Luas lantai bawah 1.786,03 m2 dengan selasarnya seluas  69,60 m2 dan luas lantai atas   171,96 m2. Pondok ini merupakan  tempat untuk berbagai pertemuan dengan berbagai tujuan, seperti Kongres PERSILAT, Munas IPSI, seminar, simposium, temuwicara (diskusi), sarasehan, lokakarya dan lain sebagainya. Seluruh ruangan ber-AC. Lantai bawah pondok ini dapat menampung sekitar 750 orang.
8.     Pondok Meditasi. Pondok ini berupa 7 buah gua buatan yang masing-masing mempunyai luas 8 m2 dan disediakan bagi mereka yang berhasrat untuk mendapatkan kekhusyukan dalam melaksanakan meditasi yang baik dan benar guna memperoleh kesehatan, kebugaran, daya tahan mental dan fisik serta  keperkasaan.  Luas total ke-7 gua ini : 56,94 m2 dan luas selasarnya 55,75 m2. Letak ketujuh gua ini di bagian belakang PnPSI.
9.     Mushola. Luas bangunan mushola : 151,30 m2 dengan selasarnya seluas 73,70 m2. Mushola ini  berkapasitas sekitar 100  orang penunai ibadah sholat.

Pendopo Agung, Pondok Gedeh, Pondok Serbaguna dan Pondok Penginapan disewakan untuk umum bagi berbagai keperluan, seperti resepsi pernikahan, pertemuan, rapat akbar,  tempat bermalam  dan lain sebagainya. Halaman depan dan samping PnPSI mempunyai kapasitas  untuk parkir sekitar 400 kendaraan bermotor roda empat.